UKM Center FEB UI Tekankan Tantangan dalam Menuju Arus Digital

Mengembangkan ekosistem digital UMKM selalu memiliki tantangan tersendiri. Hal ini disampaikan oleh Kepala UKM Center FEB UI, Zahra K. N. Murad, Ph.D dalam acara Halo Indonesia di DAAI TV (08/05). Acara tersebut juga dihadiri oleh M. Fatih, Kepala Bidang Teknologi Informasi, Kementerian Koperasi dan UKM.

Pada acara tersebut, Zahra menyampaikan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan oleh UKM Center FEB UI, tingkat digitalisasi pelaku UMKM masih perlu ditingkatkan apabila dikaitkan dengan keperluan bisnis. Survei tersebut menemukan bahwa 58% dari pelaku UMKM sebenarnya telah menggunakan sosial media dan 63% dari pelaku UMKM telah menggunakan pesan instan. Akan tetapi, pada penggunaan e-commerce, hanya 8% pelaku UMKM yang telah menggunakan. Hal ini menjadi indikasi masih dibutuhkannya edukasi lebih lanjut terkait penggunaan teknologi digital.

Rendahnya penggunaan teknologi digital ini tidak terlepas dari kondisi demografi para pelaku UMKM. Berdasarkan survei yang sama, terdapat 61 persen pelaku UMKM yang berusia lebih dari 40 tahun, 37 persen berusia 25-40 tahun, dan 20 persen lainnya berusia kurang dari 25 tahun. Apabila dilihat lebih lanjut, tingkat pendidikan pelaku UMKM masih didominasi oleh pelaku UMKM dengan tingkat pendidikan SMA ke bawah. Survei yang sama menunjukkan hanya 11% pelaku UMKM memiliki tingkat pendidikan hingga perguruan tinggi. Kondisi demografi tersebut yang kemudian menyebabkan pelaku UMKM di Indonesia mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan beberapa hal baru, termasuk di dalamnya digitalisasi. Apalagi mengingat bahwa target digitalisasi bagi para pelaku UMKM tidak hanya terbatas pada tingkat partisipasi mereka pada platform digital, tetapi juga tentang bagaimana mendorong para pelaku UMKM untuk mendapatkan manfaat sebanyak mungkin dari platform digital yang diikuti.

“Digitalisasi UMKM perlu memastikan bahwa para pelaku UMKM tidak hanya menjadi pasar bagi para pemilik platform digital, tetapi benar-benar mendapatkan manfaat langsung seperti peningkatan penjualan.” ujar Zahra dalam sesi diskusi tersebut.

Lebih lanjut lagi, Zahra juga menekankan bahwa hal tersebut hanya bisa dicapai melalui pelatihan yang dilakukan secara sistematis. Beliau menekankan sejauh ini masih terdapat banyak pekerjaan rumah berkaitan pelatihan digitalisasi yang dimiliki oleh pemerintah, diantaranya topik pelatihan yang mirip atau sama, program yang tumpang tindih dan tidak berkelanjutan serta informasi asimetri terhadap peluang pelatihan. Hal ini yang kemudian membuat pelatihan digitalisasi masih belum maksimal dalam memberikan dampak bagi pelaku UMKM. Perbaikan sistem pelatihan perlu dilakukan dengan melakukan penyusunan roadmap digitalisasi UMKM yang kemudian dieksekusi melalui program pelatihan yang terstruktur. Dengan demikian, pelatihan yang dilaksanakan tidak hanya meningkatkan penetrasi penggunaan teknologi digital, tetapi juga mampu memastikan tingkat pemahaman dari pelaku UMKM yang berdampak pada kesejahteraan mereka.

Terakhir, Zahra juga menekankan kesiapan UKM Center FEB UI turut ikut serta mendorong pemerintah untuk melakukan berbagai upaya untuk mendorong pelaku UMKM masuk ke digitalisasi. Sebagai salah satu lembaga di bawah institusi pendidikan, UKM Center FEB UI memiliki komitmen untuk menjadi bagian dari kolaborasi pentahelix bersama para pemangku kepentingan lainnya dalam menciptakan ekosistem digital yang mendukung tumbuh kembang UMKM di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

Menu