Medan-Temu Kewirausahaan Sosial merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah bekerja sama dengan UKM Center FEB UI sebagai sarana untuk mensosialisasikan dan meningkatkan semangat kewirausahaan sosial di kalangan masyarakat. Salah satu output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terbentuknya Forum Kewirausahaan Sosial di setiap lokasi kegiatan yang berpusat di Medan, Bali, Yogyakarta, dan Jakarta.
Tanggal 31 Maret dan 1 April 2016 lalu, pelaksanaan perdana Temu Konsultasi Kewirausahaan Sosial telah dilaksanakan di Ruang Rajawali, Hotel Garuda Plaza di Medan. Kegiatan ini diikuti oleh 120 peserta terpilih melalui proses seleksi, yang terdiri dari akademisi, pelaku usaha, aktivis, dan mahasiswa yang tertarik mempelajari kewirausahaan sosial. Kegiatan tersebut dibuka dengan sambutan dari Indriana selaku Kabid Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM dan Mira Indrayani selaku Kepala UKM Center FEB UI.
“Temu Konsultasi Kewirausahaan Sosial ini diharapkan dapat mendorong semangat kewirausahaan sosial di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang tertarik dengan aktivitas sosial dan bisnis,” menurut Ibu Indriani dalam sambutannya. Ia juga berharap Forum Kewirausahaan yang terbentuk tidak hanya sebatas seremonial saja, tetapi juga diharapkan dapat menginisiasi aktivitas secara berkelanjutan.
Sesi talkshow yang diisi oleh Alween Ong dan Zainal Abidin menjadi sesi pertama pada Temu Konsultasi Kewirausahaan Sosial. Pada sesi tersebut, Alween membagi pengalamannya dalam menjalankan bisnis dan aktivitas sosialnya. Pesan berkesan yang ia sampaikan saat itu adalah bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama. Inilah yang mendorongnya selalu menyisihkan sebagian porsi keuntungan usahanya untuk kegiatan bakti sosial.
Selain mengisi sesi talkshow, Zainal Abidin atau yang akrab disapa Jay Teroris memberi sesi pengantar tentang Konsep Social Enterprise dan beberapa contohnya. Ia juga memandu peserta menganalisis Business Model Canvas dari salah satu Social Enterprise, Komunitas Petani Organik Brenjonk, yang melakukan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya menanam sayuran organik di daerah Mojokerto. Dari latihan tersebut diharapkan peserta mampu memahami perbedaan mendasar antara bisnis sosial dan bisnis konvensional yang terletak pada value proposition usahanya. Dengan menggunakan Business Model Canvas, Jay Teroris mengarahkan peserta untuk membuat ide bisnis dari masing-masing usahanya.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini mendapat tanggapan positif dari perwakilan dari Dinas Koperasi dan UKM setempat. Ia berharap, forum yang telah terbentuk nantinya dapat terus berlanjut dan konsisten melangsungkan kegiatan. Dalam kesempatan ini Kepala UKM Center FEB UI, Mira Indrayani, memberikan kepada Indriana, Kabid Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM, berupa buku “Berani Menjadi Wirausaha Sosial?”, yang berisi tentang berbagai profil wirausaha sosial yang berhasil juga bagaimana kia-kiat untuk menjadi wirausaha sosial. Pembuatan buku ini merupakan kerjasama antara UKM Center FEB UI dan DBS Indonesia.
Respon positif juga datang dari sebagian peserta Temu Konsultasi Kewirausahaan Sosial, salah satunya Neni Wahyuni. “Workshop kewirausahaan sosial ini sangat memberi motivasi dan membuka wawasan saya. Saya mendorong workshop ini juga dilaksanakan di setiap provinsi,” ungkapnya.