Memiliki usaha untuk menyelesaikan permasalahan sosial bukan merupakan konsep yang baru di Indonesia. Konsep ini sudah ada sejak Tan Malaka dan Bung Hatta mengemukakan pergerakan yang diberi nama koperasi. Konsep dimana masyarakat membentuk sebuah usaha kolektif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka sekaligus membangun kesejahteraan bersama.
Dalam perkembangannya, bentuk dari konsep tersebut mengalami transformasi, tidak hanya berbentuk koperasi, tetapi juga berbentuk usaha perorangan atau kelompok dengan tetap memiliki ruh untuk menjadi solusi atas permasalahan sosial. Sekitar satu dekade terakhir ini,
gerakan ini semakin tersosialisasi dengan semakin menyebarluasnya kisah sukses para wirausaha sosial yang telah terbukti mampu bertahan bahkan menjadi besar dalam dunia usaha melalui jalan kewirausahaan sosial ini.
Dalam rangka memberi dukungan nyata untuk gerakan ini, UKM Center FEB UI bekerja sama dengan DBS Foundation berupaya merapatkan barisan dengan mempersembahkan sebuah buku berjudul: “Berani Jadi Wirausaha Sosial? Membangun Solusi atas Permasalahan Sosial secara Mandiri dan Berkelanjutan”. Buku ini diharapkan mampu memberi inspirasi kepada seluas-luasnya masyarakat Indonesia untuk ikut melangkah bersama dalam gerakan ini, terutama sebagai garda terdepan yaitu menjadi pengusaha sosial. Kami berharap buku ini bisa menjadi sahabat yang bisa menemani para pejuang sosial ini dalam memulai usaha sosial mereka.
Sahabat baru wirausaha sosial ini tentunya bukan hanya akan jadi pajangan di dunia maya, ia perlu diperkenalkan secara terus menerus. Dalam rangka perkenalan awal, dengan bekerja sama dengan DBS Foundation, UKM Center telah melaksanakan empat buah workshop dalam rangka sosialisasi buku di empat kota di Indonesia yaitu di Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya pada 5 Juni 2015; Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 14 Juni 2015; Universitas Indonesia, Depok pada 15 Juni 2015; Universitas Padjajaran, Bandung pada 17 Juni 2015; dan segera akan melaksanakan satu buah workshop di Institut Pertanian Bogor.
Seluruh workshop ini dikemas dalam bentuk coaching clinic agar peserta dapat mendapat manfaat maksimal yaitu merasakan langsung bagaimana proses mengubah keprihatinan mereka terhadap masalah sosial tertentu menjadi sebuah ide dan beberapa langkah kecil awal pengembangan usaha
berkelanjutan dalam rangka penyelesaian masalah sosial tersebut. Para peserta workshop yang telah ikut dalam beberapa wawancara kami setelah acara mengemukakan bahwa mereka sangat bersuka cita dengan diselenggarakannya workshop ini karena memberikan mereka pengalaman praktis apabila nanti mereka memulai sebuah usaha sosial. Mereka juga berharap akan ada program tindak lanjut setelah workshop ini.
Sebagai penutup, mengutip Prof Muhammad Yunus, Alfatih Timur dalam Workshop Berani Jadi Wirausaha Sosial 5 Juni 2015 berpesan bahwa kita seharusnya tidak seperti burung yang melihat permasalahan sosial dari atas, kita seharusnya seperti cacing yang berada di bawah dan ikut
merasakan apa yang dirasakan di masyarakat sehingga mampu memberikan solusi yang sesuai dan dapat diimplementasikan bersama-sama dengan mereka. Pesan inilah yang selalu disampaikan oleh praktisi SE lainnya dalam workshop-workshop yang selanjutnya.
“Mereka (pengusaha sosial) ini merupakan malaikat tak bersayap yang dikirim Tuhan untuk membantu menyelesaikan permasalahan sosial” -Tim Penulis Buku Berani Jadi Wirausaha Sosial
“Acara ini sangat bermanfaat bagi kita mahasiswa untuk memulai berwirausaha sosial” -Tri Yulianti, Peserta Workshop di UI, Mahasiswa BSI Margonda-
“Di acara ini saya tidak hanya mendapat ilmu, tetapi juga diajak untuk praktek langsung menganalisis masalah-masalah sosial, sekaligus juga mengambil solusi bagaimana social entrepreneur ini bisa sampai kita jalankan. dan inginnya ada kelanjutan dari acara ini.” -M Hanif I, Peserta dan Panitia Workshop di UNPAD, Mahasiswa UNPAD-