Senin 12 Mei 2014, UKM Center FEUI menjadi salah satu pengisi acara dalam pelatihan “UKM Mandiri Taat Pajak dan Siap Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Acara pelatihan ini berlangsung di Hotel Bidakara, Birawa Assembly Hall. Jl. Jend. Gatot Subroto kav. 71-73, Pancoran., Jakarta Indonesia 12870. Adapun liputan selengkapnya kami sajikan berikut seperti di lansir dari http://bit.ly/1qHKCbx
Jakarta- Bank Mandiri mengadakan program edukasi bagi sekitar 300 pengusaha mitra binaan terkail soal perhitungan pajak dan persiapan menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015
Direktur Commercial and Business Banking Bank Mandiri Sunarso menjelaskan pihaknya akan memberikan bimbingan pengembangan bisnis dan semangat kewirausahaan di 15 kota di Indonesia.
“Dengan pengembangan bisnis dan manajemen UKM yang baik, kami berharap pengusaha UKM dapat menjadi pengusaha tangguh dan memiliki daya saing tinggi,” ujar Sunarso di Jakarta, Senin (12/5/2014).
Menurut dia, ada tiga hal yang difokuskan dalam kegiatan ini, yaitu informasi perpajakan, kesiapan menjelang MEA 2015, dan seluk-belum bisnis UKM.
Soal pajak, Sunarso mengaku saat ini banyak pelaku usaha yang tidak tahu cara menghitung pajak mereka. Padahal, regulasi tentang pajak bagi UKM ada dalam Peraturan Pemerintah No. 46/2013.
“Untuk menghitung pajak, pelaku usaha harus bisa menghitung laporan keuangan. Masalahnya, banyak UKM yang belum memiliki akuntabilitas yang baik. Oleh karena itu, kami coba ajarkan bagaimana membuat laporan yang tertib.”
Selain edukasi di bidang internal, Bank Mandiri juga membahas tuntas soal MEA 2015. Pelaku usaha tidak boleh merasa takut, tetapi bisa memanfaatkan peluang agar bisa memasarkan produk lokal ke tingkat regional Asean.
Tekait soal hal ini, Direktur Dagang Kecil Menengah dan Produk dalam Negeri Kementerian Perdagangan Suhanto mengatakan Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta jiwa, merupakan pasar potensial bagi negara lain.
“Jumlah penduduk Indonesia hampir 1/3 dari total penduduk Asean. Kalau kita lengah, negara kita akan dibanjiri produk luar negeri. Saya berharap barang lokal tetap bisa menjadi tuan rumah,” katanya. Suhanto mengaku cara agar UKM lokal bisa bersaing dengan pengusaha asinh adalah dengan meningkatkan daya saing. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas dan kemasan produk.
Sampai Triwulan I 2014, Bank Mandiri mencatat penyaluran pembiayaan kepada lebih dari 310.000 pelaku UKM dengan total mencapai Rp57,1 trilyun. Penyaluran ini naik 15,47% dari periode tahun lalu yaitu Rp49,97 trilyun. (Sumber: Bisnis.industri.com)
Selain itu pada kesempatan terakhir para pelaku UKM mendapatkan pelatihan oleh UKM Center FEUI yang dibawakan oleh Ibu Nining I Soesilo dan Ibu Dewi Meisari selaku Founder dan Kepala UKM Center FEUI.
Pelatihan dengan tema dimaksud akan dilanjutkan di 15 kota di seluruh wilayah Indonesia pada Mei – November 2014.