“Berapa kali kelinci-kelinci ini beranak dalam setahun ?”, tanya saya.kepada ibu Nuning sang peternak kelinci. “Bisa 4 kali, pak”. Jawabnya. “Lalu setiap kali melahirkan berapa jumlah anaknya ?”, tanya saya lebih lanjut. Lalu ibu Nuning menjelaskan bahwa, “jumlah anak kelinci yang dilahirkan, bisa sekitar 5 sampai 10 ekor setiap melahirkan. Sehingga setahun bisa 20 sampai 40 tambahan kelinci untuk setiap induk”, jelas bu Nuning, sang pemenang mitra binaan terbaik UKM Center UI.

Lalu saya kejar lagi, “Jadi kalau dijual, berapa rata-rata harga per ekor kelincinya ?”. Menurut bu Nuning, kalau kelinci tersebut sudah berumur sekitar 3 bulan, harganya bisa mencapai sekitar Rp 50.000 s/d Rp 100.000 bersih. Jadi dari se-ekor kelinci bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2 juta s/d Rp 4 juta per tahun. Data-data ini tidak jauh berbeda dengan informasi yang tersebar di Internet. Memang akhir-akhir ini sedang terjadi pertumbuhan minat terhadap daging kelinci, antara lain karena, kadar kolesterol dagingnya yang hanya 5%.

Itulah sebabnya ibu Nuning mendapatkan penghargaan sebagai pemenang hadiah pertama Mitra binaan kami bersama UKM Center UI. Karena dana sekitar Rp 100 juta yang telah kami bantu kepada beliau, sebagai salah satu “start-up company”, dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), sudah mampu dikembalikan oleh bu Nining dalam kurun waktu hanya 8 bulan.

Usaha beternak kelinci adalah salah satu dari ratusan perusahaan “start-up companies” yang dibina oleh UKM Center UI. Mereka adalah buah karya dari team yang dipimpin oleh Dr Nining I Soesilo, seorang alumni Arsitek ITB angkatan 1976 (lihat foto Dr Nining bersama Mohammad Yunus, sang penerima hadiah nobel). Pada awalnya, kegiatan ini didirikan dengan nama “Proyek UKM CENTER FEUI”, pada tanggal 20 Mei 2005 oleh Dekan Fakultas Ekonomi UI (FEUI). Sebagaimana diketahui, selama ini FEUI lebih dikenal dengan kiprahnya yang berorientasi ke arah Ekonomi makro dan usaha skala besar. Bahkan sebagian media malah menyebutnya sebagai aliran ekonomi “Neoliberal”. Sehingga FEUI merasa perlu untuk membuat unit yang berorientasi pada pengembangan ekonomi kerakyatan untuk menghapus pandangan dan citra yang sudah terbentuk di masyarakat tersebut.

Saat ini UKM Center UI, dalam waktu 4 tahun telah menyalurkan banyak sekali bantuan dan dana untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari Bank DKI, PT Telkom, PT Freeport, PT Peruri, PT  Bank Mandiri, PT BRI, PT PLN, PT Bukit Asam, PT PPA dan banyak lagi. Dari pengalaman kami menyalurkan dana sekitar Rp 1,4 Milyard per tahun, tingkat pengembaliannya sangat tinggi, bahkan mendekati hampir 100 % artinya Non-Performing Loan (NPL) hampir mendekati 0%. Salah satu kiat yang sering disebut-sebut oleh Dr Nining adalah upaya “Pendampingan”. Bagi yang ingin belajar lebih jauh tentang kiat-kiat pengembangan UMKM, silahkan menghubungi UKM Center UI.

Sebuah upaya seorang alumni ITB untuk mengubah wajah Fakultas Ekonomi UI, melalui karya-karya nyata yang sangat bermanfaat bagi masyarakat banyak. Bravo UKM Center UI.

sumber : http://www.triharyo.com/?pilih=news&aksi=lihat&id=198

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

Menu