Memperkuat UMKM Indonesia Dalam Menghadapi AEC 2015

 “Indonesia kini berada di tengah arus perdagangan global, menutup diri dari dunia yang dinamis dan sangat terbuka bukan pilihan terbaik di era globalisasi ini. Menjelang AEC (ASEAN Economic Community) 2015 mendatang, kalangan bisnis, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama berperan aktif dalam peningkatan daya saing Indonesia.” Demikian pesan pembuka yang disampaikan oleh salah satu pemateri, Astari Wirastuti, selaku perwakilan dari Kementerian Perdagangan dalam Bedah UKM yang diselenggarakan pada Kamis, 6 Febuari 2014 lalu. Setiap bulannya, UKM Center FEUI melaksanakan acara bedah UKM. Acara tersebut merupakan ajang silaturahim, berbagi pengalaman, pengetahuan, dan  berpromosi yang difasilitasi oleh UKM Center UI, berkolaborasi dengan Komunitas Tangan di Atas Depok. Kali ini, Bedah UKM mengangkat tema tentang Memperkuat UMKM Indonesia Dalam Menghadapi AEC 2015. Adapun pemateri yang diundang dalam kesempatan tersebut adalah Ibu Astari Wirastuti, S.E., M.M. selaku Staf Direktorat Kerjasama ASEAN Kementerian Perdagangan dan Bapak Martin Widjaya  yang merupakan CEO Sewu Segar Nusantara. Sementara itu, bertindak sebagai moderator adalah Ibu Zahra Murad yang merupakan salah satu dosen UI.

Perbincangan mengenai AEC 2015 menjadi topik hangat yang sering dibicarakan. Asean Economic Community (AEC) sendiri merupakan perjanjian kerjasama di bidang ekonomi antar negara ASEAN yang memungkinkan negara ASEAN saling terlibat dalam perdagangan bebas. Dengan demikian barang-barang impor dari negara ASEAN akan masuk ke pasar Indonesia dengan kualitas dan harga yang kompetitif karena tidak dikenakan tarif. Itu sebabnya sosialisasi mengenai AEC 2015 perlu diketahui oleh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) agar mempersiapkan diri menghadapi AEC mendatang.

Ibu Astari menjelaskan bahwa AEC bukan konsep yang tiba-tiba muncul. Pembicaraan mengenai AEC di forum-forum ASEAN telah dimulai sejak tahun 2007. Ia menjelaskan bahwa AEC memiliki empat pilar, yaitu kesatuan pasar dan produksi (pasar bebas ASEAN), wilayah ekonomi ASEAN yang kompetitif, pembangunan ekonomi yang merata, dan integrasi penuh ASEAN terhadap perekonomian global. Di antara keempat pilar tersebut, pembangunan ekonomi yang merata pada pilar ketiga merupakan asas pendukung perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). “AEC memang akan menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi karena persaingan tidak hanya terjadi antar produk lokal tetapi antar produk negara ASEAN. Akan tetapi kita perlu memandang persaingan dari persfektif lain. Persaingan sebenarnya ajang bagi kita untuk mengukur kualitas dan kemampuan diri untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan.” Jelas Bu Astari. “Mungkin kita masih ingat seperti apa bentuk SPBU dan kualitas layanan Pertamina sebelum adanya persaingan ? Setelah Petronas dan Shell masuk, kualitas layanan SPBU kita meningkat.” Hal serupa dibenarkan oleh Pak Martin Wijaya. Ia menambahkan, “Adanya persaingan membuka kesadaran sehingga kita terdorong untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan kepada konsumen.”

Sebagai wujud meningkatkan daya saing Usaha Kecil Menengah di pasar ASEAN, pemerintah memberlakukan prosedur bea cukai yang lebih sederhana, sistem self-ceritification, dan harmonisasi standar produk. “Prosedur bea cukai yang lebih sederhana memungkinkan pengiriman barang ke negara ASEAN yang lebih efisien sehingga menghemat biaya, waktu, dan melindungi kepentingan dan pendapatan eksportir. Sementara itu sistem Self-certification memungkinkan setiap pelaku usaha menyatakan bahwa produk mereka telah memenuhi kriteria ASEAN cukup dengan menghadirkan bukti faktur komersial yang telah tersertifikasi.” Kata Bu Astari. “Adapun sistem harmonisasi standar produk dimaksudkan untuk merampingkan dan menyelaraskan standar prosedur di semua sektor bisnis. Semua prosedur tersebut ditujukan untuk memberi kemudahan kepada para pelaku usaha melakukan ekspor ke berbagai negara ASEAN.” “Akan tetapi, upaya dari pemerintah saja tidaklah cukup. Agar UKM mampu bersaing di pasar ASEAN, maka kerjasama antar pemerintah, akademisi, dan pengusaha harus terjalin sinergis. Pengusaha UMKM dihimbau lebih proaktif untuk mencari tahu berbagai informasi yang berkaitan dengan meningkatkan daya saing produk, menyampaikan kebutuhan kepada pemerintah melalui forum komunitas bisnis, serta antusias mengikuti program yang pemerintah selenggarakan.” Saran Ibu Astari.

Pada kesempatan yang sama, Pak Martin menyampaikan tips agar UKM mampu berdaya saing di ranah ASEAN. “Salah satu hal yang perusahaan kami terapkan adalah menjunjung tinggi transparansi dengan seluruh mitra bisnisnya. Kejujuran itu penting dalam bisnis agar usaha berjalan secara berkesinambungan” Terangnya. “Sebagai contoh, saya beli melon dari petani seharga Rp 7.000, namun saya menjual melon ke supermarket seharga Rp 20.000. Mengapa ? karena ada proses distribusi dari petani menuju supermarket. Ada proses pemberian label, pengemasan produk, hingga pengangkutan dari gudang ke supermarket. Kami memastikan semua pihak yang terlibat harus mendapat keuntungan. Jika tidak keberlangsungan usaha akan terancam.” Pak Martin juga menyampaikan lima hal penting yang harus diperhatikan pelaku usaha agar berdaya saing, yaitu menyediakan pelayanan berorientasi konsumen, melakukan diversifikasi produk, membangun brand untuk menciptakan persepsi, memperluas pasar dengan membangun jaringan dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, serta melakukan investasi teknologi untuk menghemat biaya produksi.

Kesimpulan dari acara Bedah UKM adalah pelaku usaha perlu merubah mind set dalam memandang AEC 2015, bahwa AEC bukan sebuah ancaman bagi pelaku usaha melainkan ajang untuk mengevaluasi kinerja usaha sehingga mampu melakukan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan.  Harapannya, baik pemerintah maupun pelaku usaha harus terus menjalin dialog yang berkelanjutan sebagai basis pembuatan kebijakan. Keduanya harus saling membahu demi kemajuan negara, khususnya dalam menyongsong AEC 2015 mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

Menu