Bedah UKM bulan ini dengan tema “MEMAHAMI DAN MENGELOLA BISNIS WARALABA” dihadiri oleh sekitar 80 peserta yang merupakan kombinasi dari berbagai kalangan baik peserta UMi, UKM Binaan, Akademisi, Mahasiswa dan umum dengan kondisi yang berbeda mulai dari yang sudah memiliki usaha bahkan yang sudah memiliki niat usaha juga hadir.

Kegiatan yang dilaksanakan di Lobi Gedung UKM Center FEUI pada Kamis, 25 April 2013 (13.00-16.00 WIB) dihadiri oleh Fietra Sarosa (Konnsultan Frenchise-Sarosa Consulting) dan  Alvin Nathanel (Double Dipps Donut and Coffee) sebagai Narasumber dan Sisdjiatmo (dari Lembaga Demografi FEUI) sebagai moderator. Antusias peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan bahkan pimpinan UKM Center FEUI juga ambil bagian untuk bertanya seperti yang dilakukan oleh Hilda Fachriza ( Direktur UKM Center FEUI) dan Dewi Meisari (Associate Director). Bahkan pertanyaan pada sesi DOORPRICE diajukan oleh Nining I Soesilo (Pembina UKMC FEUI).

Cuplikan materi :

Alvin Nathaniel (Duble Dipps Donut and Coffee) mengungkapkan bahwa usaha ini sudah memulai sejak 2008 tapi hanya berbasis opportuninity, dan beberapa tahun terakhir baru menggunakan sistem franchise. Dalam sistem franchise kita memberikan beberap opsi pilihan. Opsi pilihan itu menjadi ketertarikan tersendiri. Dalam menentukan franchise apa yang akan dipilih harus memperhatikan beberapa hal yaitu: 1. Jangan menganggap sebagai investasi uang saja. Padahal antara frinchise dan mitra harus bekerjasama 2. Pasion. Dalam memutuskan usaha apa maka yang terpenting adalah passion. Bagaimana ketertarikan terhadap suatu bentuk penting bukan hanya sekedar mengikuti tren saja. 3. Tempat. Memang franchisor memiliki kewajiban mendaping tetapi yang memiliki peran penting adalah franchise-nya karena dia lebih mengetahui kondisi lokal.

Franchise memang tidak ada jaminan untuk tidak gagal. Seandainya itu terjadi di franchise kita maka akan ada komunikasi intens diawal bagaimana perjanjian/kesepakatan apa yang harus dilakukan bila kondisi tersebut terjadi. Ada beberapa kemungkinan seperti barang yang tidak habis separuhnya akan kita bayar atau peralatannya yang kita beli kembali. Hal terpenting dalam usaha franchise adalah komunikasi dalam kesepakatan harus jelas.

Fietra Sarosa (Sarosa Consulting-Konsultan Frenchise) menjelaskan bahwa Jenis usaha yg sulit di franchise memiliki ciri-ciri: 1.Terlalu unik. Keunikan memang menjadi daya tarik sendiri dalam berwirausaha tetapi konsep keunikan akan sulit untuk sistem franchise karena akan sulit diterapkan bagi franching. 2 Usaha yg terlalu mengandalkan kelebihan/keterampilan pribadi. Keterampilan seperti menyanyi dan melukis sangat sulit untuk dilakukan franchise sebab hal itu berkaitan dengan kemampuan individu dan sulit di tularkan/ disamakan.

Bagaimana dengan Tanggung jawab terhadap franchis yg bangkrut: Franchise usaha yang dijalani oleh dua pihak dan memiliki perjanjian. Kejadian yang bermasalah biasanya karena salah satu atau keduanya tidak menjalani. Misalnya Franchisor yang tidak melakukan pembinaan dan control biasanya terjadi karena merasa sudah memberikan panduan yang jelas dan rinci . Atau justru sebaliknya karena Franchesnya yang tidak memenuhi aturan dan perjanjian yang seharusnya. Misalnya dalam mendirikan franchise yang tahu tentang lokasi dan kondisi lokal adalah franchise bukan franchisor.

Ada beberapa konsep franchise di Indonesia menurut Fietra Sarosa yaitu ada 3 jenis. Jenis pertama adalah Franchise “Waralaba Mandiri”. Waralaba mandiri ini disebut juga Product Name Franchising yaitu terletak pada daya tarik keunggulan produk. Pewaralaba hanya memberikan pasaokan bahan baku saja dan mitra harus aktif dan mandiri dalam menjalankan usahanya. Umumnya jenis ini merupakan investasi lebih kecil. Contohnya Bakmi Raos , Campina, The Saring, Goodtea, Jolly time dan lain sebagainya. Jenis kedua adalah Waralaba “Sistem Bisnis”. Jenis ini disebut juga dengan “Business Format Franchising”. Daya tarik jenis ini terletak pada sistem yang kuat, produk dan merek. Pewaralaba harus menyiapkan peralatan awal, bahan baku, pelatihan dan monitoring serta mitra aktif dikontrol secara ketat. Umumnya investasi relative besar misalnya Veneta system, aqualis, apotik K-24, dan sebagainya. Sedangkan franchise jenis ketiga adalah “Waralaba Investor Pasif”. Jenis ini berupa pewaralaba sebagai pihak yang berperan aktif yang mengurus semua hal sampai ke hal operasional dan mitra pasif hanya menyediakan lokasi dan dana. Umumnya investasi dalam jumlah besar misalnya indomaret dan alfamart.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

Menu