Bedah UKM Januari 2013: “OPTIMIS MEMBUKA USAHA DAN BERKARYA DI NEGERI SENDIRI”

Bapak Usep Hermawan, seorang pengusaha yang berasal dari Bekasi. Mantan TKI di negeri Sakura (Jepang) kelahiran Jakarta, 29 April 1972 ini sedang giat untuk membangun usahanya yang sempat jatuh bangun. Saat berada di Jepang, beliau sempat bekerja di beberapa perusahaan di daerah Jababeka. Namun, setelah menggali pengalaman bekerja dan kemampuan berbahasa Jepang, ia memutuskan untuk keluar sebagai karyawan dan beralih menjadi seorang wirausaha. Ia juga sempat mendirikan tempat pelatihan bahasa Jepang di Ukrida Jakarta. Saat ini ia telah memiliki beberapa perusahaan di bidang pengerjaan painting spare part otomotif dan jasa penyediaan barang keperluan industri, dengan 3 pabrik dan ± 70 orang karyawan yang rata-rata orang putus sekolah yang berasal dari daerah sekitar tempat usahanya. Sebagai seorang wirausaha, ia tidak menekankan latar belakang pendidikan dalam memilih karyawan, yang penting adalah semangat mau belajar, jujur, kepercayaan dan kerja keras. Hal itu pula yang dilakukannya ketika ia bekerja sebagai TKI di Jepang, dan ketika ia memulai membangun usahanya tanpa modal (uang). Ia berkali-kali menekankan bahwa modal untuk menjadi seorang pengusaha bukanlah materi, tapi networking yang berdasarkan kepercayaan, kejujuran dan kerja keras. Cerita unik lainnya yang dibagi siang itu di Auditorium Apung, Perpustakaan Pusat UI, Kampus UI Depok berasal dari seorang Ibu Maizidah Salas, wanita tangguh kelahiran Wonosobo, 10 Februari 1976 yang pernah bekerja sebagai TKI di Korea dan Taiwan. Ibu Maizidah Salas ini telah lama aktif dalam berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dan sangat memperhatikan pendidikan terbukti  beliau melanjutkan sekolahnya hingga berhasil meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Bung Karno Jakarta. Ibu dua orang putra ini berkali-kali mengatakan bahwa semua apa yang dilakukannya saat ini adalah berdasarkan motivasi “dendam” yang positif. Salah satu “dendamnya” sebagai seorang ibu yang terpaksa harus meninggalkan anaknya saat masih berumur 2 tahun untuk merantau jauh ke negeri orang, dan saat kembali ia mendapati anaknya tidak mendapat didikan yang baik pada saat usia dini, dikarenakan diasuh oleh kakek-neneknya yang cenderung memanjakan. Dari pengalamannya itu, maka ia mendirikan PAUD bagi anak-anak para buruh migran. Selain itu ia aktif dalam berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, khususnya kalangan TKI Purna. Berikut adalah beberapa hasil karya nyata beliau:

  1. Pendiri organisasi Serikat Buruh Migran DPC Wonosobo
  2. Penggagas dan pendiri Koperasi Buruh Migran
  3. Pendiri Sekolah Paud Untuk anak Anak Buruh Migran
  4. Penggagas Kelompok Usaha Ternak Ayam dan Ternak Kambing bagi para mantan buruh migran yang tergabung dalam Kelompok Ternak Ayam Sekar Arum dan Kelompok Ternak Kambing Mugi Rahayu
  5. Penggagas dan pendiri Kelompok Simpan pinjam Untuk Buruh migran
  6. Memberikan pendampingan teman teman TKI maupun TKI Purna yang bermasalah
  7. Memberikan sosialisasi tentang proses migrasi yang aman sampai ke pelosok-pelosok kampung Wonosobo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

Menu