Bedah UKM Bulan November 2012: “Menjaga Kualitas dan Higienitas Produk”
(UKMC UI, 30 November 2012) – Hujan deras siang menjelang sore kala itu tidak mengurangi antusiasme mitra binaan dan pelaku UKM untuk datang dan mengikuti acara Bedah UKM bulanan. Tema daripada Bedah UKM bulan November ini adalah “Menjaga Kualitas dan Higienitas Produk”.
Bedah UKM dimulai tepat waktu pukul 14:00 WIB oleh MC, Tito yang menyapa para undangan dengan ramah. Acara pun resmi dibuka oleh moderator, Guntur Saragih, yang mempersilakan Kepala UKMC UI, Hilda Fachriza, SE, MM memberi sambutan pembuka. “UKMC UI sangat senang dapat menjadi bagian untuk menginspirasi para pelaku UKM. Kemarin UKMC UI baru saja sukses mengadakan acara Citi Microentrepreneurship Award (CMA) 2012,” ujar Bu Hilda sembari menunjukkan produk kaleng bekas berbentuk burung karya Kusnodin, Wirausaha Mikro Terbaik CMA 2012.
“Citi Group bekerjasama dengan UKMC UI memberikan kesempatan dan penghargaan bagi pelaku UKM seluruh Indonesia yang berani maju. Contohnya Pak Kusnodin ini. Dapat dilihat produknya yang bernilai seni tinggi. Bahkan mampu memberikan upah sekitar Rp 600 ribu per bulan kepada para pengkriting kaleng bekas”. Bu Hilda kemudian menutup sambutan dengan hangat, “Semoga peserta yang hadir di Bedah UKM kali ini tidak kalah dengan para pemenang CMA,” katanya diikuti senyum para hadirin.
Moderator Guntur Saragih kemudian memperkenalkan para narasumber, yakni Dedi Triyodi, Regional Food Safety and Hygiene PT. Carrefour Indonesia, Megah Stefani, Quality Hygiene PT. Carrefour Indonesia, dan Dr. Devi Maryori, MKM, Kepala Bidang Perbekalan, Kesehatan dan POM, Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Depok. “Bersih itu belum tentu sehat. Ada makanan yang kelihatannya bersih, masih dapat berpotensi menjadi penyakit. Ilustrasinya adalah bakso. Mungkin bakso yang dijual sehat, namun belum tentu peralatan masaknya, suhu dan udara di sekitarnya, dan kebersihan si penjual bakso. Pada suhu 25 derajat Celcius, kuman membelah diri menjadi dua setiap 30 menit sekali lho,” ujar Dedi membuka presentasi.
Dedi kemudian berbagi tips untuk memiminalisir pertumbuhan kuman. “Pertama dari personalitas diri kita sendiri, misal sudah cuci tangan belum. Kalau kita sudah bersih, lihat tempat dagangan kita, terutama pada saat proses produksi. Lalu yang terakhir cek kondisi kadaluarsa bahan baku,” tegasnya.
Selanjutnya adalah presentasi Megah Stefani, Quality Hygiene PT. Carrefour Indonesia. “Dahulu ada pedoman 4 Sehat 5 Sempurna, namun sekarang diperlengkapi dengan melakukan aktivitas,” kata Megah. Megah juga merinci satu per satu komponen makanan apa saja yang baik bagi tubuh dan takaran yang benar. “Tubuh manusia perlu garam, namun tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh kurang, jadi takarannya harus tepat 2 gram per hari idealnya. Tubuh juga harus menyerap karbohidrat 60-75% dan protein 10-15%, maka belilah asupan yang seimbang. Jika ibu-ibu belanja buatlah daftar dan pilih produk segar. Carrefour sendiri menyediakan produk BBM (Benar-Benar Murah). Jika kualitasnya mengecewakan, 100% bisa dikembalikan,” kata Megah sembari menutup presentasinya.
Presentasi ketiga dipersembahkan oleh Devi Maryori dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Depok. “Pemerintah selalu mensosialisasikan cara produksi pangan yang baik dan benar untuk home industry, terutama sertifikasi home industry di bidang pangan,” kata Devi memulai presentasi yang disambut dengan raut muka serius oleh para hadirin.
“Dasar hukumnya adalah UU No.7 tahun 1996 tentang Pangan, yakni wajib memenuhi syarat sanitasi dari pelbagai segi, misal bangunan harus kokoh, harus ada plafon, sekat atau almari, dan tata letak ruangan alat, dan jarak tempat proses produksi minimal 10 meter dengan septiteng. Jangan lupakan juga sumber air berasal dari mana dan apakah air itu bersih,” kata Devi. Peserta semakin mengangguk-angguk dan antusias ingin bertanya.
Pertanyaan pertama datang dari UKM makanan yang menanyakan apa perbedaan antara izin P-IRT dengan BP-POM. Dinas menjelaskan bahwa P-IRT itu izin khusus untuk home industry dimana proses produksi masih menggunakan alat-alat sederhana sampai semi-otomatis dan diproduksi di rumah, sedangkan izin BP-POM bagi pabrik yang sudah menggunakan mesin.
Beberapa peserta tampak kurang puas dengan jawaban tersebut, namun untungnya Dinas langsung mengetahui makna raut wajah mereka. “Proses perizinan P-IRT gratis dan bisa datang langsung ke Dinas Kesehatan. Satu tahun ada dua periode. P-IRT juga merupakan investasi jangka panjang untuk menjaga kepercayaan konsumen bahwa produk yang kita hasilkan itu bersih dan sehat. P-IRT juga merupakan wujud perhatian dari pemerintah karena ada survey lokasi, jadi pemerintah punya pencatatan tersendiri tentang usaha UKM. Jika ada produk yang dicurigai, pemerintah dapat langsung turun tangan. Data itu juga berfungsi sebagai databese undangan jika pemerintah ada acara-acara,” tambahnya yang diikuti rasa lega para peserta.
Kemudian pertanyaan kedua seputar produk yang dijual di Carrefour. Dedi pun menegaskan bahwa produk yang masuk Carrefour tidak pernah menyalahi regulasi setempat dan sudah diaudit oleh lembaga audit independen agar produk tersebut mengikuti cara pengelolaan pangan yang baik dan benar.
Dinas pun tidak mau kalah berbagi informasi. “Pemerintah selalu mendukung kemajuan UKM. Kita sudah melakukan sampling, sosialisasi, dan pembinaan kepada anak-anak sekolah dan pedagang betapa pentingnya cara pengelolaan makanan yang benar dan sehat.”
Tepuk tangan hadirin yang meriah menutup pendapat terakhir Bedah UKM kali ini. Tak lupa, moderator mengingatkan bahwa tanpa perlu ditegur, harusnya UKM punya beban moral untuk memproduksi pangan yang benar cara pengelolaannya dan menyehatkan konsumen.