“UKMC UI Dukung Dreamdelion dalam Pemberdayaan Ibu-Ibu Bantaran Kali Manggarai”

Sebagai lembaga yang aktif dalam proses pemberdayaan usaha kecil menengah dan mendorong kewirausahaan, UKMC UI selalu bersemangat untuk mendorong anak muda yang ingin beriwirausaha, khususnya jika bentuknya merupakan wujud kewirausahaan sosial, dimana bidang kegiatan yang diusahakan merupakan suatu masalahsosial. Kami di UKMC UI sering mengungkapkan bentuk kewirausahaan social dengan bahasa ringan, wirausaha yang menggapai kesejahteraan, melalui kegiatan yang mensejahterakan. Hal tersebutlah yang dilakukan oleh Dreamdelion – yang digagas oleh Alia Noor  Anoviar, mahasiswa FEUI angkatan 2009 –  sebuah badan usaha yang peduli dengan pendidikan karakter anak-anak dan membiayai aktifitasnya dengan memberdayakan para ibu-ibunya untuk terlibat dalam kegiatan kerajinan tangan yang produktif dan bernilai komersial. Pendek kata, Dreamdelion mendidikanak-anak, dan memberdayakan para ibu.

Melihat semangat besar Alia, UKMC UI tentunya tidak tinggal diam, melainkan memberikan dukungan nyata dengan mengajak Alia dengan Dreamdelionnya, untuk menjadi mitra Inkubasi Bisnis UKMC UI. Mengapa Inkubasi Bisnis? Karena Dreamdelion merupakan suatu usaha baru yang berdasarkan pengalaman UKMC UI, bersifat ringkih manakala tidak disertai dengan pendampingan melekat.Usaha baru umumnya belum memiliki sumber daya, konsep, dan rencana bisnis yang matang.Selain itu, pelaku usaha baru juga umumnya rentan dengan tantangan teknis dan operasional yang sering membuat mereka patah semangat dan tidak lagi meneruskan rencananya untuk berwirausaha.Sehingga tidak sedikit memang, usaha baru yang harus mengibarkan bendera putih, sebelum sempat menaikkan bendera perusahaannya sampai ke atas puncak tiang. Hal tersebut sebisa mungkin tidak boleh terjadi pada Dreamdelion, oleh karena itu UKMC UI mendampingi Dreamdelion melalui program Inkubasi Bisnis.

Selama proses penajaman konsep bisnis, hasil diskusi antara Dreamdelion dan UKMC UI memang menyimpulkan bahwa produkDreamdelion terbagi ke dalam dua kategori, yaitu barang (produk-produk kerajinan), dan jasa (pengetahuan dan pengalaman dalam memberdayakan masyarakat “pinggiran”). Syukur Alhamdulillaah, konsep bisnis tersebut memperluas pos-pos pendapatan Dreamdelion, yang kali ini baru saja terealisasi adalah kerjasama dengan Direktorat Produktivitas dan Kewirausahaan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Adapun kerjasama tersebut adalah berupa Pelatihan Kewirausahaan yang penyelenggaraannya turut dipercayakan kepada Dreamdelion.Sejumlah 25 orang ibu-ibu Bantaran Kali Manggarai adalah sasaran pelatihan kewirausahaan selama 10 hari, dan tentunya UKMC UI tidak mau ketinggalan dengan turut ambil bagian ke dalam salah satu sesi dari rangkaian pelatihan tersebut, yaitu sesi motivasi bertajuk “Mengapa Berwirausaha?”,sebagai sesi pertama pelatihan yang disampaikan pada 8 Oktober 2012 di Balai PAUD Bantaran Kali Manggarai.

“Selamat Pagi, Ibuibuuuuu,,,”, sapa Mba Dewi, Wakil Kepala UKMC UI, selaku pemateri pelatihan hari itu. Tidak kalah semangat para ibu-ibu pun menjawab, “Pagiiiiiiiiiii”. Sampai-sampai pengamat dari DinasTenaga Kerja DKI Jakarta tak mampu menahan diri untuk berkomentar “mantap sekali semangatnya!”.Dengan semangat pagi yang segar, wajah ibu-ibu di hari itu pun terlihat cerah dan siap untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Selain materi mengenai mengapa berwirausaha, ibu-ibu di pagi itu juga diminta latihan untuk mempersiapkan diri menjadi wirausaha.UKMC UI mendefinisikan wirausaha sebagai pribadi yang mampu membaca peluang dan menangkapnya sehingga terwujud suatu nilai tambah dari peluang tersebut. Oleh karena itu, hal utama yang perlu dimiliki oleh seorang wirausaha adalah sepasang mata “tajam” yang mampu membaca peluang, yang mungkin tidak mampu dilihat oleh orang lain.

Olehkarenaitu, para ibu peserta pelatihan diminta untuk berdiskusi dalam kelompok masing-masing mengenai ide usaha apa saja yang mereka pikirkan, untuk kemudian ide-ide usaha tersebut disaring, dan dipilih satu yang dipandang paling baik dan menarik, yaitu baik karena memenuhi kebutuhan manusia, dan menarik karena memenuhi keingingan manusia. Setelah 1 ide usaha yang baik dan menarik berhasil ditentukan oleh masing-masing kelompok, para ibu “dipaksa” untuk berani tampil di depan dan mempresentasikan ide usahanya, dan menjelaskan bagaimana ide tersebut bisa menjadi suatu ide yang baik dan menarik. Beberapa ibu memang masih sangat malu, bahkan ada yang ngotot tidak mau maju ke depan dan presentasi. Tidakapa-apa, Selalu ada langkah pertama untuk segalanya.Mungkin untuk Ibu tersebut langkah pertamanya untuk presentasi bukan di pagi itu. “Suatu saat nanti harus berani ya, Bu. Belum hari ini tidakapa-apa. Wirausaha kan harus percaya diri dan berani mengekspresikan ide-idenya, makanya kita latihan di sini, karena kita sama-sama ingin menjadi wirausaha, kan?“,ucap Mba Dewi mendorong dan member semangat. “Dinding terbesar yang sering menghalangi langkah kita itu seringnya bukan dinding beton, tapi dinding-dinding di pikiran kita sendiri. Diri kita sendiri, sering kali adalah tantangan terbesar yang perlu kita taklukkan terlebih dahulu”, tambahnya.

Syukurnya para ibu di pagi itu banyak juga yang sudah berani, sehingga setiap kelompok berhasil mempresentasikan ide usahanya.Sesi presentasi usaha pun berlangsung seru, khususnya pada satu kelompok yang bahkan sudah memikirkan sampai jargon usaha yang akan digunakan. Gelak tawa dan tepuk tangan meramaikan dan menambah semangat hari itu.Alhamdulilah, semoga banyak manfaat dan ilham yang didapat oleh para ibu Bantaran Kali Manggarai yang mengikuti pelatihan tersebut.Semoga tentunya, ilmu dan wawasan yang didapat hari ini dapat diamalkan sehingga para ibu dapat menjadi wirausaha yang sebenarnya.Terus semangat ya, ibu-ibu. Mari menembus batas, mari berwirausaha!

Dewi Meisari Haryanti

Associate Director

UKM CENTER FEUI

Bersama kita membangun ekonomi kerakyatan”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

Menu